Saat kau menganggap sesuatu itu ada,

yang nyatanya tidak…

dan saat orang berpikir kau gila,

namun kau pikir sebaliknya…

Apa yang terjadi?

Itulah dunia ini yang penuh paradox.

Dimana dalam perspektif yang sempit

kita berusaha mencari arti.

Berangkat dari keterbatasan tersebut

diperlukan ruang yang tidak terbatas.

Ruang tersebut penuh dengan privasi

dimana semuanya mungkin terjadi.

Kenapa tidak?

Semuanya ternyata memang mungkin terjadi.

Ayo, gunakan imajinasimu…

Indonesia dan Akhir Tahun 2008

Tak terasa perajalanan di tahun 2008 akan segera berakhir, kurang dari 24 jam lagi kita akan masuki tahun 2009. Seperti disetiap pergantian tahun selalu tak akan lepas dari telinga “tahun harapan”, dipenghujung tahun 2006, kita mendengar “songsong tahun 2007, tahun harapan”, demikian pula di penghujung tahun 2007, kita kembali disuguhkan “songsong tahun 2008, tahun harapan”, nah demikian pula menjelang tahun 2009, tadi pagi di salah satu stasiun tv swasta menyampaikan “kita songsong tahun 2009, tahun harapan”.

Memaknai “tahun harapan” ya mungkin sepantasnya kita menggantungkan harapan di tahun demi tahun untuk menuju ke arah yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Saya pun sempat terpikir apa yang menjadi harapan di tahun depan ya? Tidak butuh berpikir lama, sudah saya tentukan dan niatkan hingga menumbuhkan semangat baru untuk menyongsong tahun 2009 itu.

Saya yakin negara ini pun bisa berkaca dari perjalanan 2008 ini. Saya cenderung melihat apa yang terjadi disepanjang tahun 2008 ini, negara tercinta ini sibuk dengan tahun 2009 karena mengidam-idamkan pemimpin dan aparat pemerintahan baru, yang akan mengungsung bendera masing-masing diajang pemilu 2009. Setiap orang dengan cara dan jurus masing-masing mulai berusaha menarik simpati yang tentu saja selalu mengatasnamakan rakyat.

Yang menjadi pertanyaan saya, sebenarnya rakyat yang mereka wakilkan dan atasnamakan itu rakyat yang mana dan siapa ya ? Apakah berbeda persepsi mereka tentang “rakyat”? Mbok yo sekali-sekali mereka berbicara : “Rakyat adalah blablabla.. dan rakyat yang akan saya wakilkan adalah blablabla..” Kalau masing-masing dari mereka punya perbedaan penafsiran, mungkin bisa dicari benang merahnya. Tapi kalau secara persepsi sudah sama, ngapaian mereka harus mengungsung bendera yang berbeda untuk mengatasnamakan hal yang sama?

Apakah hal itu tidak menjadi suatu pemborosan? Pemborosan dalam arti sesungguh-sungguhnya yakni adalah pemborosan uang. Contoh sederhana kalau partainya gak lebih dari misalnya, tentu kertas suara yang bakal dicetak terjadi penghematan kan? gak perlu besar-besar, itu contoh sederhana saja lho ya.. Mungkin yang lain lebih banyak lagi.

Di penghujung tahun 2008 ini, banyak hal yang bisa jadi refleksi bersama tentang negeri Indonesia ini, masing-masing kita dapat melakukan refleksi bersama, hasilnya mungkin bisa kita sharingkan dengan orang sekitar.

Bagaimana Indonesia di akhir tahun ini ? mari kita saksikan berbagai macam evaluasi mereka di berbagai stasiun dan media pemberitaan.

Menurut hemat saya, Indonesia di tahun 2008 adalah Indonesia yang penuh dengan berbagai kepentingan. Baik kepentingan pribadi maupun golongan yang pada gilirannya adalah kepentingan yang selalu mengharapkan pamrih dari rakyat, yang mereka sendiri belum bisa mendefinisikan rakyat dengan jelas dan lugas.

Selamat tahun baru 2009.. do the best whatever you are..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar