Dalil-dalil Yang Menetapkan Eksistensi Kesurupan Dan Masuknya Jin Ke Dalam Tubuh Manusia.
1. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275). Al-Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata, “Di dalam ayat ini terdapat dalil atas batalnya hujjah orang yang mengingkari kesurupan (kemasukan jin), dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari pembawaan lahir dan sesungguhnya setan tidak berjalan pada diri manusia dan tidak pula masuk ke dalamnya.” (lihat: Tafsir al-Qurtubi, 30/230)
2. Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan at-Thabrani dari hadits Ummu Abban binti al-Wazi’ dari bapaknya, dari kakeknya bahwasanya ia pernah pergi ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang kesurupan, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Dekatkan ia kepadaku dan hadapkan punggungnya di depanku,” maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membuka pakainnya dari atas sampai bawah lalu memukul punggungnya seraya berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah ,’ kemudian ia pun kembali melihat dengan pandangan yang benar (sembuh).”
3. Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Shafiyyah binti Huyay radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh anak Adam melalui pembuluh darah.”
Sebab-sebab Kesurupan (Kerasukan Jin)
Berikut ini adalah ringkasan dari sebab-sebab masuknya jin pada tubuh manusia (lihat: wiqayatu al-Insani min al-Jinni wa asy-Syaitani, Karya: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali):
1. Karena kecintaan jin yang sangat besar kepada manusia tersebut.
2. Karena kezhaliman manusia terhadap jin, seperti menyiramkan air panas kepadanya, menindihi jin dari tempat yang tinggi atau dengan kencing di lubang atau selainnya.
3. Karena kezhaliman jin terhadap manusia seperti merasukinya tanpa sebab, sedangkan dia tidak rela dengan hal itu.
Cara Mencegah Dari Kesurupan Jin Sebelum Terjadi.
1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala secara terus-menerus dan mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Subhanahu waTa’ala setan pun akan semakin jauh dari manusia.
2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi berikut:
a. Ketika meloncat dari tempat yang tinggi.
b. Ketika melempar sesuatu ke tanah/bumi seperti menyiramkan air panas atau melempar sesuatu yang berat.
c. Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang liar atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.
3. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dengan dzikir-dzikir yang terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang lainnya.
4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut nama Nya agar ular tersebut mau keluar.
5. Tidak mendengarkan lagu dan musik.
6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh yang diharamkan Allah Subhanahu waTa’aladan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat) karena wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.
7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama’ah.
8. tidak tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan, kamar mandi, kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/sepi dan tidak melaksanakan shalat di kandang unta serta atau shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.
9. Membiasakan berjama’ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan memohon perlindungan kepadaNya.
10. tidak kencing di lubang atau bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang.
11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir sebelum tidur serta meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu waTa’ala
12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut dapat menjauhkan seseorang dari Allah Subhanahu waTa’ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
Terapi Atau Pengobatan Terhadap Orang-orang Yang Kesurupan.
Tahap Pertama: Tahap Terapi/ Pengobatan.
letakkanlah tangan anda di atas kepala pasien dan bacakan ayat-ayat (al-Qur’an) yang dapat mengusir setan secara tartil, seperti membaca al-Fatihah; ayat Kursi; tiga ayat terakhir dari surat al-Baqarah; al-Mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas); al-Ikhlas; dan semua surat-surat dan ayat-ayat yang memiliki keutamaan “dapat mengusir setan”.
Tahap kedua: Tahap pasca terapi/ Pengobatan.
Tahapan ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu wajib atasnya hal-hal berikut :
1. Menjaga shalat berjamaah.
2. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dalam setiap waktu, khususnya pada waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan).
3. Hendaklah pasien tersebut kembali kepadamu, agar kamu membacakan kepadanya (meruqyah) setelah beberapa saat, atau dengan memberikan air yang dibacakan ayat-ayat yang dapat mengusir setan, kemudian sebagian dia minum dan sebagiannya ia gunakan untuk mandi.
4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
5. Mendengar dan menyimak ayat al-Qur’an dan membacanya.
Peringatan-peringatan Bagi Penerapi
1. Jin terkadang datang berteriak-teriak, memanggil-manggil, menakut-nakuti dan mengancam, maka janganlah kamu takut kepadanya, akan tetapi pukullah dia dan berilah ia pelajaran (dengan menghukumnya), niscaya dia akan menjadi tenang dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala dan bacakanlah pula kepadanya firman Allah Subhanahu waTa’ala “Sesungguhnya tipu daya setan adalah lemah.”
2. Jin terkadang mencaci maki atau menghinamu, maka janganlah kamu marah.
3. Jin terkadang berkata kepada-mu, “Kamu adalah seorang lelaki yang shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu,” maka katakan kepadanya, “Saya adalah hamba Allah Subhanahu waTa’ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata karena ketaatanmu kepada Allah dan rasulNya.”
4. Terkadang kamu akan mendapati jin yang sangat keras kepala, maka dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan ke mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), niscaya jin tersebut akan merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala
5. Hendaklah ruqyah dibaca dengan tartil, Khusyu’ dan dengan suara yang terdengar.
6. Jin terkadang meminta syarat-syarat tertentu, maka jika dalam syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam maka tidak mengapa syarat-syarat tersebut dipenuhi, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi semata-mata hanya menaati Allah Subhanahu waTa’ala. jika jin tersebut menyuruh untuk melakukan perbuatan maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah dia hukuman atas hal itu.
7. Jika Allah Subhanahu waTa’ala menjauhkan/memalingkan jin tersebut dari si pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada Allah Subhanahu waTa’ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu waTa’ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan kezhaliman ini.
8. Apabila Allah Subhanahu waTa’ala telah menjauhkan/ memalingkan jin melalui perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, “Aku telah mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya”, akan tetapi katakanlah, “Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa’ala lah yang telah menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Subhanahu wata’ala lah yang telah mengeluarkannya.” Dan waspadalah kamu dari sifat ujub (membanggakan diri), sesungguhnya hal itu merupakan celah masuknya setan yang paling besar.
( Oleh: Ust. Abu Nabiel )
SUMBER: Ash-Shahih al-Burhan Fima Yatrudu asy-Syaithan, Ali bin Muhammad bin Mahdi al-Qarni
http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=586
1. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275). Al-Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata, “Di dalam ayat ini terdapat dalil atas batalnya hujjah orang yang mengingkari kesurupan (kemasukan jin), dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari pembawaan lahir dan sesungguhnya setan tidak berjalan pada diri manusia dan tidak pula masuk ke dalamnya.” (lihat: Tafsir al-Qurtubi, 30/230)
2. Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan at-Thabrani dari hadits Ummu Abban binti al-Wazi’ dari bapaknya, dari kakeknya bahwasanya ia pernah pergi ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang kesurupan, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Dekatkan ia kepadaku dan hadapkan punggungnya di depanku,” maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membuka pakainnya dari atas sampai bawah lalu memukul punggungnya seraya berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah ,’ kemudian ia pun kembali melihat dengan pandangan yang benar (sembuh).”
3. Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Shafiyyah binti Huyay radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh anak Adam melalui pembuluh darah.”
Sebab-sebab Kesurupan (Kerasukan Jin)
Berikut ini adalah ringkasan dari sebab-sebab masuknya jin pada tubuh manusia (lihat: wiqayatu al-Insani min al-Jinni wa asy-Syaitani, Karya: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali):
1. Karena kecintaan jin yang sangat besar kepada manusia tersebut.
2. Karena kezhaliman manusia terhadap jin, seperti menyiramkan air panas kepadanya, menindihi jin dari tempat yang tinggi atau dengan kencing di lubang atau selainnya.
3. Karena kezhaliman jin terhadap manusia seperti merasukinya tanpa sebab, sedangkan dia tidak rela dengan hal itu.
Cara Mencegah Dari Kesurupan Jin Sebelum Terjadi.
1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala secara terus-menerus dan mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Subhanahu waTa’ala setan pun akan semakin jauh dari manusia.
2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi berikut:
a. Ketika meloncat dari tempat yang tinggi.
b. Ketika melempar sesuatu ke tanah/bumi seperti menyiramkan air panas atau melempar sesuatu yang berat.
c. Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang liar atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.
3. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dengan dzikir-dzikir yang terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang lainnya.
4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut nama Nya agar ular tersebut mau keluar.
5. Tidak mendengarkan lagu dan musik.
6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh yang diharamkan Allah Subhanahu waTa’aladan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat) karena wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.
7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama’ah.
8. tidak tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan, kamar mandi, kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/sepi dan tidak melaksanakan shalat di kandang unta serta atau shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.
9. Membiasakan berjama’ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan memohon perlindungan kepadaNya.
10. tidak kencing di lubang atau bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang.
11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir sebelum tidur serta meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu waTa’ala
12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut dapat menjauhkan seseorang dari Allah Subhanahu waTa’ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
Terapi Atau Pengobatan Terhadap Orang-orang Yang Kesurupan.
Tahap Pertama: Tahap Terapi/ Pengobatan.
letakkanlah tangan anda di atas kepala pasien dan bacakan ayat-ayat (al-Qur’an) yang dapat mengusir setan secara tartil, seperti membaca al-Fatihah; ayat Kursi; tiga ayat terakhir dari surat al-Baqarah; al-Mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas); al-Ikhlas; dan semua surat-surat dan ayat-ayat yang memiliki keutamaan “dapat mengusir setan”.
Tahap kedua: Tahap pasca terapi/ Pengobatan.
Tahapan ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu wajib atasnya hal-hal berikut :
1. Menjaga shalat berjamaah.
2. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa’ala dalam setiap waktu, khususnya pada waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan).
3. Hendaklah pasien tersebut kembali kepadamu, agar kamu membacakan kepadanya (meruqyah) setelah beberapa saat, atau dengan memberikan air yang dibacakan ayat-ayat yang dapat mengusir setan, kemudian sebagian dia minum dan sebagiannya ia gunakan untuk mandi.
4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
5. Mendengar dan menyimak ayat al-Qur’an dan membacanya.
Peringatan-peringatan Bagi Penerapi
1. Jin terkadang datang berteriak-teriak, memanggil-manggil, menakut-nakuti dan mengancam, maka janganlah kamu takut kepadanya, akan tetapi pukullah dia dan berilah ia pelajaran (dengan menghukumnya), niscaya dia akan menjadi tenang dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala dan bacakanlah pula kepadanya firman Allah Subhanahu waTa’ala “Sesungguhnya tipu daya setan adalah lemah.”
2. Jin terkadang mencaci maki atau menghinamu, maka janganlah kamu marah.
3. Jin terkadang berkata kepada-mu, “Kamu adalah seorang lelaki yang shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu,” maka katakan kepadanya, “Saya adalah hamba Allah Subhanahu waTa’ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata karena ketaatanmu kepada Allah dan rasulNya.”
4. Terkadang kamu akan mendapati jin yang sangat keras kepala, maka dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan ke mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), niscaya jin tersebut akan merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa’ala
5. Hendaklah ruqyah dibaca dengan tartil, Khusyu’ dan dengan suara yang terdengar.
6. Jin terkadang meminta syarat-syarat tertentu, maka jika dalam syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam maka tidak mengapa syarat-syarat tersebut dipenuhi, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi semata-mata hanya menaati Allah Subhanahu waTa’ala. jika jin tersebut menyuruh untuk melakukan perbuatan maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah dia hukuman atas hal itu.
7. Jika Allah Subhanahu waTa’ala menjauhkan/memalingkan jin tersebut dari si pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada Allah Subhanahu waTa’ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu waTa’ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan kezhaliman ini.
8. Apabila Allah Subhanahu waTa’ala telah menjauhkan/ memalingkan jin melalui perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, “Aku telah mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya”, akan tetapi katakanlah, “Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa’ala lah yang telah menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Subhanahu wata’ala lah yang telah mengeluarkannya.” Dan waspadalah kamu dari sifat ujub (membanggakan diri), sesungguhnya hal itu merupakan celah masuknya setan yang paling besar.
( Oleh: Ust. Abu Nabiel )
SUMBER: Ash-Shahih al-Burhan Fima Yatrudu asy-Syaithan, Ali bin Muhammad bin Mahdi al-Qarni
http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=586
Tidak ada komentar:
Posting Komentar